BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha yang
tidak pernah mengenal kata selesai selama planet bumi masih didiami oleh manusia
dengan berbagai bentuk dan permasalahannya, maka selama itu proses pendidikan yang merupakan suatu kewajiban
agama yang diwajibkan oleh islam atas setiap muslim laki-laki dan perempuan.
Islam adalah agama yang universal, yang mengajarkan
kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun
ukhrawi. Islam merupakan agama ilmu dan akal, karena islam selalu mendorong
umatnya untuk mempergunakan akal dan menuntut ilmu pengetahuan, agar manusia
dapat membedakan mana yang baik dan yang
benar dan mana yang salah.
Selain dari itu manusia juga mempunyai fitrah berupa
kepercayaan terhadap adanya dzat yang Maha kuasa, yang dalam istilah agama
disebut Tuhan. Fitrah manusia tersebut adalah fitrah beragama tauhid yang
dijadikan Allah pada saat manusia itu diciptakan.Fitrah tersebut adalah
percaya pada dzat Tuhan yang maha esa,
yaitu allah SWT. [1]
Berkaitam dengan hal tersebut Allah berfirman dalam surat Ar –rum ayat 30 yang berbunyi :
óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym
4
|NtôÜÏù «!$#
ÓÉL©9$#
tsÜsù }¨$¨Z9$#
$pkön=tæ 4 w
@Ïö7s? È,ù=yÜÏ9
«!$#
4
Ï9ºs
ÚúïÏe$!$# ÞOÍhs)ø9$#
ÆÅ3»s9ur usYò2r&
Ĩ$¨Z9$# w tbqßJn=ôèt ÇÌÉÈ
Artinya
:
” Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. ”( surat Ar –Rum ayat 30)
Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan manusia
untuk menghadapkan dirinya kepada agama (Allah) dan beragama merupakan fitrah
manusia, karena memang Allah SWT, menciptakan manusia sesuai dengan fitrah
tersebut.
Karena menurut ayat tersebut manusia diciptakan oleh
Allah mempunyai naluri beragama tauhid (monotheis), maka seandainya ada manusia
kemudian tidak beragama tauhid, berati telah menyimpang dari fitrahnya, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Orang
tersebut tidak mendapat tuntunan rohaniah agama dan pendidikan tauhid.
2. Orang
tersebut mendapat pengaruh lingkungan buruk dari kalangan rumah tangganya,
tetangga, masyarakatnya dan pegaulan atau bahkan informasi yang keliru tentang
islam yang disampaikan kepadanya.[2]
Mengembalikan
atau meluruskan aqidah tauhid manusia sebagai fitrahnya,
itulah
yang menjadi inti dakwah fardlu’ain bagi tiap-tiap muslim.[3]
Masyarakat yaitu sekelompok orang
berinteraksi antara sesamanya, sehingga tergantung dan terikat oleh nilai dan
norma yang dipatuhi. Dalam hal ini agama mempunyai peran penting terhadap pengendalian moral seseorang.[4]
Dalam menjalani kegiatan
agama,beribadah, dan sebagainya. Biasanya masyarakat juga sangat dipengaruhi
oleh lingkungan. Disamping pandangan tokoh masyarakat juga sangat memperhatikan
statusnya sebagai masyarakat pada umumnya. Konsepsi dan pandangan tersebut ikut
menjadi unsur yang menetukan dalam perasaan, apakah ia merasakan aman atau
tidak dalam masyarakat itu selanjutnya akan mempengaruhi kegiatan beragama.
Semua anggota masyarakat memiliki
tanggung jawab, membina, memakmurkan, memperbaiki, mengajak kepada kebaikan,
memerintahkan yang ma’ruf, melarang
yang munkar, dimana tanggung jawab
manusia melebihi perbuatan yang khas, perasaanya, pikiran-pikiranya,
keputusan-keputusanya dan makasud-maksudnya, sehingga mencakup masyarakat
tempat ia hidup dan alam sekitar yang mengelilinnya.[5]
Perumusan pendidikan agama islam
harus berorientasi pada hakikatnya yang meliputi beberapa aspek, misalnya : pertama, tujuan dan tugas hidup manusia.
Manusia hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia, melaikan membawa tujuan dan
tugas hidup tertentu.[6]
Allah SWT menjelaskan dalam firmannya (Q.S Ali Imron:191) yang berbunyi :
tûïÏ%©!$# tbrãä.õt ©!$#
$VJ»uÏ% #Yqãèè%ur
4n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbrã¤6xÿtGtur Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $uZ/u $tB |Mø)n=yz #x»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß
$oYÉ)sù
z>#xtã
Í$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ
Artinya :
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka
peliharalah kami dari siksa neraka.
Ayat
tersebut menerangkan bahwa tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi
kepada Allah SWT. Kedua memperhatikan sifat-sifat dasar (nature)
manusia, yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai sifat
bawaan, seperti fitrah, bakat , minat sifat dan karakter, yang cenderung pada Al – hanief (rindu akan kebenaran dari
Tuhan ). Ketiga tuntutan masyarakat,
tuntutan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah melembaga
dalam kehidupan suatu masyarakat, maupun pemenuhan terhadap tuntutan kebutuha
hidupnya dalam mengatasi perkembangan dunia modern, keempat dimensi-demensi
kehidupan ideal Islam, ini yang mengandung nilai yang meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia didunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia
sebagai bekal hidup di akhirat.[7]
Adapun
tingkat masyarakat awam adalah suatu komunitas masyarakat yang umum,masyarakat
kebanyakan yang ada , atau orang biasa.[8]
Yang berkembang sesuai dengan potensi budaya, adat istiadat, dan agama dengan
mewujudkan memberlakukan nilai-nilai yang seadanya dan cenderung alami.
Masyarakat awam dengan kata lain berarti kenal, kurang tahu, dan hanya sedikit
tahu, tanpa bibmbingan, dorongan dan pendidikan tentang ketauhidan manusia yang
belum tentu sadar akan arti keagamaan.
Dengan
demikian tidaklah salah apabila penulis meberikan alasan bagaimana konsep
pendidikan agama islam kaitanya dalam meningkatkan kesadaran beragama bagi
masyarakat awam yang meliputi :
1. Karena masyarakat awam memerlukan
pendidikan agama islam,
2. Karena perlu mengunakan metode yang
sesuai dalam pendidikan agama islam,
3. Karena belum diketahui cara-cara
meningkatkan kesadran beragama bagi masyarakat awam.
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan uraian latar
belakang diatas, maka ada beberapa pokok permasalahan yang ingin penulis
kemukakan, diantaranya :
1. Bagaimana konsep pendidikan agama islam
pada masyarakat awam ?
2. Bagaimana metode peningkatan kesadaran
beragama ?
3. Bagaimana konsep pendidikan agama islam
pada masyarakat awam dalam meningkatkan kesadaran beragama ?
Untuk menetapkan alur pembahasan agar
tidak menimbulkan salah penafsiran, maka kiranya penulis membatasi beberapa
istilah, diantaranya :
1.
Konsep :
Ide/ pengertian yang diabstrakan dari
peristiwa konkret, disamping itu konsep adalah gambaran mental dari obyek,
proses apapun yang ad diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk
memhami hal-hal lain.[9]
2. Pendidikan Agama Islam :
Adalah
usaha untuk membimbing kearah pertumbuhan kepribadian peserta didik secara
sistematis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam sehingga terjalin
kebahagian didunia dan diakhirat.[10]
3. Masyarakat Awam :
Masyarakat
merupakan sejumlah orang atau manusia dalam arti seluas-luasnya dan terkait
oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama dalam komunitas.[11]
Masyarakat awam adalah suatu komuniatas masyarakat yang umum, masyarakat yan
kebanyakan yang ada, atau orang biasa,[12]
yang berkembang sesuai dengan potensi
budaya, adat istiadat, dan agama dengan mewujudkan memberlakuakan
nilai-nilai yang seadanya dan cederung alami, masyarakat awam dengan kata lain
berarti kurang kenal, kurang tahu, dan hanya tahu sedikit.
4. Meningkatkan Kesadran Beragama :
Adalah
proses, cara perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan dan sebagainya).[13]
Keadaan tahu, mengerti dan merasa.[14]
Memelu (menjalakan) Agama.[15]
Jadi yang dimaksud judul sekripsi ini adalah konsep pendidikan agama islam pada
masyarakat awam dalam meningkatkan kesadaran beragama.
C. Tujuan Penilitian
Bertitik tolak dari permasalahan diatas, maka penulis
memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan sekripsi ini sebagai berikut
:
1.
Untuk mengetahui bagaimana metode peningkatan kesadaran
beragama
2.
Untuk mengetahui konsep Pendidikan agama Islam
3.
Untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan agama islam
pada masyarakat awam dalam meningkatkan
kesadaran beragama.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis dan akademis,
penelitian ini berguna sebagai pedoman bagi PendidikanIslam, khususnya dalam
mendidik agar sejalan dengan nilai-nilai Pendidikan agama islam. Dengan
mengetahui arti pentingnya konsep pendidikan agama islam dimasyarakat sehingga
dapat memperluas wawasannya.
2. Secara praktis penelitian ini berguna untuk mengenal
konsep pendidikan agama islam produk pemikran lokal sebagai alternatif dan ikut
meberikan warna dalam konsep Pendidikan Agama Islam.
E. Tinjauan pustaka
1.
Analisis Teoritis
Pendidikan agama islam
merupakan ajaran yang bersumber dari wahyuAllah SWT yang harus dipelajari,
diyakini dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Pendidikan agama islam menjadi pemandu dalam
upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna damai dan bermartabat.
Menurut Ismail, dkk, dalam
buknya yang berjudul Paradigma pendidikan Islam, bahwa yang dimaksud pendidikan
Islam merupakan suatu proses pengembangan potensi kreatifitas peserta
didik untuk menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT, kepribadian muslim, cerdas, bertanggun jawab
dirinya, terhadap bangsa, Negara dan
Agama.[16]
Demikian pula menurut Athiyah
Al –Abbrasyi sebagaimana dikutip oleh Ramaylis dalam bukunya Ilmu pendidikan
Islam, bahwa Pendidikan Islam mempersiakan manusia supaya hidup dengan sempurna
dan bahagia, mencitai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya,
teratur pikiranya, halus persaanya, mahir dalam pekerjaan, manis tutur katanya,
baik dengan lisan atau Tulsan.[17]
Ahmad
D Rimba juga memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan
jasmani dan rohani berdasarakan hukum-hukum agama Islam menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukran Islam.[18]
Berdasarkan panangan diatas,
maka pendidikan agama Islam merupakan suatu system pendidikan yang dapat
memberikan kemampuan kepada seseorang untuk memimpin kehidupan sesuai dengan
cita- citi Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak
kehidupannya. Pendidikan agama Islam juga merupakan pendidikan ajaran-ajaran
agama Islam melalui proses penyentuhan batin berkenaan dengan aspek-aspek sikap
dan nilai-nilai yang perlu dihayati, diketahui, digali, diphami, diyakini
kemudian diamalkan sehingga menjadi milik dan jiwa kepribadian hidup sehari-hari.
2. Kerangka berfikir
Secara umum keadaan masyarakat
adalah sama, yang memebedakan adalah kultur, pendidikan di lingkungan
masyarakat tersebut, sehingga hal tersebut diatas yang membedakan masyarakat
dalam menjalakan kewajiban beragama, menyebabkan kesadaran beragama didalam
masyarakat tersebut berbeda-beda. Tingkat nilai-nilai yang seadanya dan
cenderung alami. Masyarakat awam dengan kata lain berarti kurang kenal, kurang
tahu, dan hanya tahu sedikit.
Tanpa bimbingan, dorongan dan
pendidikan tentang ketauhidan, manusia belum tentu sadar akan arti keagamaan.
Oleh karenanya, tidak salah apabila penulis ingin menguraikan bagaimana konsep
pendidikan agama islam kaitannya dalam kesadaran beragama bagi masyarakat awam.
F.
Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
a.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan secara
kualitatif karena data dihasilakan berupa data deskriptif dalam bentuk
pernyataan atau kata-kata tertulis yang berasal dari sumber data yang diamati
atau diteliti agar lebih mudah dipahami.[19]
b.
Jenis penelitian
Penelitian in memusatkan pada
penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang menggunakan
data kualitatif, yakni penelitian yang diajukan pada ucapan-ucapan dan
tulisan-tulisan yang ditelusuri dari data sejarah serta buku- buku[20]
2. Sumber Data
Penelitian ini adalah
penelitian kepustakaan yaitu kegitan yang dialakuakan dalam menghipun data-data
letaratur.[21] Sumber
data adalah subyek dimana data dapat diperoleh. Adapun sumber data dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sumber primer dan sumber data sekunder.
a.
Sumber Data Primer
Sumber
data primer adalah suber utama yang akan dikaji dalam penelitian skripsi. Yang
menjadi sumber data primer diantaranya :
Buku abdul Rahman an-nanlawi.pendidikan
Islam dirumah, sekolah dan Masyarakat, penerbit Insani perss,Jakarta 1989;
Zuhairini, Filsafat pendidikan Islam, Bumi aksara Jakarta 1995, Yusron
Asmuni,Ilmu tauhid, Raja Grafindo persada, Jakarta 1998, Abdul aziz ahyadi,
psikologi Agama, sinar baru, Bandung 1986,M.Sugeng sholahudin, Psikologi
Perkembangan,STAIN Pers, Pekalongan 2009, Muhammad Zein, Metodologi Pengajaran
Agama,Yogyakarta 1990
b.
Sumber Data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data
pendukung berkaitan
Dengan
penelitian tersebut. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
adalam, Koran, majalah, makalah, karya ilmiah, dan semua buku atau kitab yang
berkaitan dan mendukung dalam penuliasan skripsi ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Berkaitan
dengan jenis penelitian ini, maka untuk
memperoleh data-data yang diperlukan digunakan cara studi pustaka yang ditempuh
dalam langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Membaca, menelaah sumber-sumber buku atau kitab, baik primer
maupun sekunder dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang sifatnya umum
dan sedapat mungkin menyeluruh (insight);
b.
Memusatkan perhataian kepada permasalahan yang sedang
ditekuni untuk mencari pemecahan problem penelitian yang sudah dirumuskan serta
sudah dicarikan datanya;
c.
Menganalisis dan membandingkan untuk selanjutnya dilakukan
identifikasi dan pengelompokan serta diklarifikasi sesuai dengan sifatnya
masing-masing dalam bentuk bab per bab guna mempermudah analisis data.[22]
4.Teknik analisis data.
Dalam menganalisis data yang sudah
terkumpul menggunakan metode deduksi, yaitu suatu metode berpikir dari yang
umum ke yang khusus yang mempunyai maksud cara pengambilan kesimpulan berangkat dari yang generalisasi masalah yang
bersifat umum, kemudian ditarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus.[23]
Karena
data yang diperoleh bersifat kualitatif, maka analisis datanya menggunakan
teknik non statistic, yaitu berusaha mendriskripsikan dengan
mengiterprestasikan apa yang ada.[24]
G.
Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk
memudahkan yang pemahaman yang sistematis dengan pembahasannya, maka dalam
penulisan skripsi ini penulis membaginya kedalam lima bab, dengan sitematika
sebagai berikut.
Bab I yaitu Pendahuluan, meliputi Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah Tujuan Penelitian, Kegunaan
Penelitian,Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian Dan Sistematika Penuliasan
Sekripsi.
Bab II akan dibahas mengenai Konsep
Pendidikan Agama Islam, meliputi Pengertian Pendidikan Agama Islam, Tujuan
Pendidikan Agama Islam, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam Dan Metode
Pendidikan Agama Islam.
Bab III berisi tentang Gambaran Umum
Tentang Kesadaran Beragama, meliputi Pengertian Tentang Kesadaran Beragama,
Aspek-Aspek Kesadaran Beragama, Kesdaran Beragama Bagi Anak-Anak, Kesadran
Beragama Bagi Remaja, Dan Kesadaran Beragama Bagi Orang Tua.
Pada bab IV berisi konsep pendidikan
agama islam pada masyarakat awam dalam meningkatkan kesadaran beragama, yang
meliputi : Analisi Terhadap Konsep Pendidikan Agama Islam, Analisis Terhadap
Kesadaran Beragama Bagi Masyarakat Awam Dan Konsep Pendidikan Agama Islam Pada
Masyarakat Awam Dalam Meningkatkan Kesadran Beragama
Bab V Penutup meliputi : Kesimpulan dan
Saran.
[1] Yusron Asmuni, Ilmu tauhid(Jakarta:lembaga studi ilmu
dankemasyarakatan /LSIK,1993),Hal.23
[2]
Razak,Dainul Islam,(Bandung:Al Ma’arif). Hal.79
[3]
Ibid,hal.78
[4]
Zakiah Darajat, Ilmu jiwa Agama,(Jakarta:Bulan
Bintang,1993),hal.84
[5]
Ibid , hal.46
[6]
Abdul mujid dan jusuf Muddzakir, Ilmu
pendidikan Islam,(Jakarta:Kencana,2006),H.71
[7]
Abdul mujid dan jusuf Muddzakir,op cit,h.72
[8]Departemen
pendidikan nasional, kamus besar bahasa
Indonesia edisi ketiga,(Jakarta: Balai pustaka ,2003
[9]W.J.S
Purwadarminta, kamus besar bahasa
Indonesia(Jakarta:Balai pustaka 1995),h.120
[10]Zuharinio,et,al.,Metodologi pendidikan Agama(Solo:Raamadhani,1993),Hlm.10
[11]Pusat
pengembangan dan pembinaan bahsa,hlm.564
[12]Departemen
pendidikan nasiaonal,kamus besar bahasa
Indonesia edisi ketiga,(Jakarta:Balai Pustaka,2003)
[13]
W.J.S S Purwadarminta, kamus besar bahasa
Indonesia op.cit.hlm.10
[14]Ibid,hlm.847
[15]
Ibid,hlm.19
[16]Ismail
SM, et al. Paradigma Agama
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2001).,h.139
[17]Ramayulis,Ilmu pendidikan Islam,(Jakarta: Kalam
Mulia,2002),h.37
[18]Ahmad
D Rimba,Pengantar pendidikan Islam(Bandung:Al
Ma’arif,1974),h.23
[19]Komarudin,
Kamus Riset,(Bandung:Angkasa,
1987),Hlm.145
[20]Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian:Suatu
Pendekatan Praktek,(Jakarta:Rineka Cipta,1991),Hlm.89
[21]Hadari
Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial,(Yogyakarta:Pustaka
Pelajar,1992),Hlm.78
[22]
Suaharsimi arikunto, menejemen penelitian,(Jakarta:Rineka
Cipta,2005),hlm.62-64.
[23]
Anton Bakker dan Ahmad charis Zubair, metode
penelitian filsafat,(Yogyakarta:Kanisisus, 1991),Hlm.44
[24]
Lexy J. Moeleong, Metode penelitian
Kualitatif,(Bandung:Remaja Rosada Karya, 1998),Hlm.103.
0 komentar:
Posting Komentar