bacindul.blogspot.com

Senin, 30 Juli 2012

sekripsi konsep pendidikan agama islam bagi masyrakat awam


BAB I
PENDAHULUAN
    A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha yang tidak pernah  mengenal kata selesai  selama planet bumi masih didiami oleh manusia dengan berbagai bentuk dan permasalahannya, maka selama itu proses  pendidikan yang merupakan suatu kewajiban agama yang diwajibkan oleh islam atas setiap muslim laki-laki dan perempuan.
Islam adalah agama yang universal, yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Islam merupakan agama ilmu dan akal, karena islam selalu mendorong umatnya untuk mempergunakan akal dan menuntut ilmu pengetahuan, agar manusia dapat membedakan  mana yang baik dan yang benar dan mana yang salah.
Selain dari itu manusia juga mempunyai fitrah berupa kepercayaan terhadap adanya dzat yang Maha kuasa, yang dalam istilah agama disebut Tuhan. Fitrah manusia tersebut adalah fitrah beragama tauhid yang dijadikan Allah pada saat manusia itu diciptakan.Fitrah tersebut adalah percaya  pada dzat Tuhan yang maha esa, yaitu allah SWT. [1] Berkaitam dengan hal tersebut Allah berfirman dalam surat  Ar –rum ayat 30 yang berbunyi :
óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pköŽn=tæ 4 Ÿw Ÿ@ƒÏö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4 šÏ9ºsŒ ÚúïÏe$!$# ÞOÍhŠs)ø9$#  ÆÅ3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÌÉÈ
Artinya  :    
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. ( surat  Ar –Rum ayat 30)

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan manusia untuk menghadapkan dirinya kepada agama (Allah) dan beragama merupakan fitrah manusia, karena memang Allah SWT, menciptakan manusia sesuai dengan fitrah tersebut.
Karena menurut ayat tersebut manusia diciptakan oleh Allah mempunyai naluri beragama tauhid (monotheis), maka seandainya ada manusia kemudian tidak beragama tauhid, berati telah menyimpang dari fitrahnya, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
1.      Orang tersebut tidak mendapat tuntunan rohaniah agama dan pendidikan tauhid.
2.      Orang tersebut mendapat pengaruh lingkungan buruk dari kalangan rumah tangganya, tetangga, masyarakatnya dan pegaulan atau bahkan informasi yang keliru tentang islam yang disampaikan kepadanya.[2]
Mengembalikan atau meluruskan aqidah tauhid manusia sebagai fitrahnya,
itulah yang menjadi inti dakwah fardlu’ain bagi tiap-tiap muslim.[3]
Masyarakat yaitu sekelompok orang berinteraksi antara sesamanya, sehingga tergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi. Dalam hal ini agama mempunyai peran penting  terhadap pengendalian moral seseorang.[4] Dalam              menjalani kegiatan agama,beribadah, dan sebagainya. Biasanya masyarakat juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Disamping pandangan tokoh masyarakat juga sangat memperhatikan statusnya sebagai masyarakat pada umumnya. Konsepsi dan pandangan tersebut ikut menjadi unsur yang menetukan dalam perasaan, apakah ia merasakan aman atau tidak dalam masyarakat itu selanjutnya akan mempengaruhi kegiatan beragama.
Semua anggota masyarakat memiliki tanggung jawab, membina, memakmurkan, memperbaiki, mengajak kepada kebaikan, memerintahkan yang ma’ruf, melarang yang munkar, dimana tanggung jawab manusia melebihi perbuatan yang khas, perasaanya, pikiran-pikiranya, keputusan-keputusanya dan makasud-maksudnya, sehingga mencakup masyarakat tempat ia hidup dan alam sekitar yang mengelilinnya.[5]
Perumusan pendidikan agama islam harus berorientasi pada hakikatnya yang meliputi beberapa aspek, misalnya : pertama, tujuan dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia, melaikan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu.[6] Allah SWT menjelaskan dalam firmannya (Q.S Ali Imron:191) yang berbunyi :
tûïÏ%©!$# tbrãä.õtƒ ©!$# $VJ»uŠÏ% #YŠqãèè%ur 4n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbr㍤6xÿtGtƒur Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $uZ­/u $tB |Mø)n=yz #x»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß $oYÉ)sù z>#xtã Í$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ
Artinya :
 (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Ayat tersebut menerangkan bahwa tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Kedua  memperhatikan sifat-sifat dasar (nature) manusia, yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai sifat bawaan, seperti fitrah, bakat , minat sifat dan karakter, yang cenderung pada Al – hanief (rindu akan kebenaran dari Tuhan ). Ketiga tuntutan masyarakat, tuntutan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat, maupun pemenuhan terhadap tuntutan kebutuha hidupnya dalam mengatasi perkembangan dunia modern, keempat dimensi-demensi kehidupan ideal Islam, ini yang mengandung nilai yang meningkatkan kesejahteraan hidup manusia didunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal hidup di akhirat.[7]
Adapun tingkat masyarakat awam adalah suatu komunitas masyarakat yang umum,masyarakat kebanyakan yang ada , atau orang biasa.[8] Yang berkembang sesuai dengan potensi budaya, adat istiadat, dan agama dengan mewujudkan memberlakukan nilai-nilai yang seadanya dan cenderung alami. Masyarakat awam dengan kata lain berarti kenal, kurang tahu, dan hanya sedikit tahu, tanpa bibmbingan, dorongan dan pendidikan tentang ketauhidan manusia yang belum tentu sadar akan arti keagamaan.
Dengan demikian tidaklah salah apabila penulis meberikan alasan bagaimana konsep pendidikan agama islam kaitanya dalam meningkatkan kesadaran beragama bagi masyarakat awam yang meliputi :
1.      Karena masyarakat awam memerlukan pendidikan agama islam,
2.      Karena perlu mengunakan metode yang sesuai dalam pendidikan agama islam,
3.      Karena belum diketahui cara-cara meningkatkan kesadran beragama bagi masyarakat awam.
B. Rumusan Masalah
            Sehubungan dengan uraian latar belakang diatas, maka ada beberapa pokok permasalahan yang ingin penulis kemukakan, diantaranya :
1.      Bagaimana konsep pendidikan agama islam pada masyarakat awam ?
2.      Bagaimana metode peningkatan kesadaran beragama ?
3.      Bagaimana konsep pendidikan agama islam pada masyarakat awam dalam meningkatkan kesadaran beragama ?
           Untuk menetapkan alur pembahasan agar tidak menimbulkan salah penafsiran, maka kiranya penulis membatasi beberapa istilah, diantaranya :
1.      Konsep  :
Ide/ pengertian yang diabstrakan dari peristiwa konkret, disamping itu konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses apapun yang ad diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memhami hal-hal lain.[9]

2.   Pendidikan Agama Islam  :

           Adalah usaha untuk membimbing kearah pertumbuhan kepribadian peserta didik secara sistematis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam sehingga terjalin kebahagian didunia dan diakhirat.[10]

3.   Masyarakat Awam :
           Masyarakat merupakan sejumlah orang atau manusia dalam arti seluas-luasnya dan terkait oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama dalam komunitas.[11] Masyarakat awam adalah suatu komuniatas masyarakat yang umum, masyarakat yan kebanyakan yang ada, atau orang biasa,[12] yang berkembang sesuai dengan potensi  budaya, adat istiadat, dan agama dengan mewujudkan memberlakuakan nilai-nilai yang seadanya dan cederung alami, masyarakat awam dengan kata lain berarti kurang kenal, kurang tahu, dan hanya tahu sedikit.
4.   Meningkatkan Kesadran Beragama :
           Adalah proses, cara perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan dan sebagainya).[13] Keadaan tahu, mengerti dan merasa.[14] Memelu (menjalakan) Agama.[15] Jadi yang dimaksud judul sekripsi ini adalah konsep pendidikan agama islam pada masyarakat awam dalam meningkatkan kesadaran beragama.
C. Tujuan Penilitian
                 Bertitik tolak dari permasalahan diatas, maka penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan sekripsi ini sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui bagaimana metode peningkatan kesadaran beragama
2.      Untuk mengetahui konsep Pendidikan agama Islam
3.      Untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan agama islam pada masyarakat  awam dalam meningkatkan kesadaran beragama.

        D. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis dan akademis, penelitian ini berguna sebagai pedoman bagi PendidikanIslam, khususnya dalam mendidik agar sejalan dengan nilai-nilai Pendidikan agama islam. Dengan mengetahui arti pentingnya konsep pendidikan agama islam dimasyarakat sehingga dapat memperluas wawasannya.
2. Secara praktis penelitian ini berguna untuk mengenal konsep pendidikan agama islam produk pemikran lokal sebagai alternatif dan ikut meberikan warna dalam konsep Pendidikan Agama Islam.
E. Tinjauan pustaka
              1.  Analisis Teoritis
                 Pendidikan agama islam merupakan ajaran yang bersumber dari wahyuAllah SWT yang harus dipelajari, diyakini dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Pendidikan agama islam menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna damai dan bermartabat.
                 Menurut Ismail, dkk, dalam buknya yang berjudul Paradigma pendidikan Islam, bahwa yang dimaksud pendidikan Islam merupakan suatu proses pengembangan potensi kreatifitas peserta didik  untuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, kepribadian muslim, cerdas, bertanggun jawab dirinya,  terhadap bangsa, Negara dan Agama.[16]
                 Demikian pula menurut Athiyah Al –Abbrasyi sebagaimana dikutip oleh Ramaylis dalam bukunya Ilmu pendidikan Islam, bahwa Pendidikan Islam mempersiakan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencitai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, teratur pikiranya, halus persaanya, mahir dalam pekerjaan, manis tutur katanya, baik dengan lisan atau Tulsan.[17]
                 Ahmad D Rimba juga memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarakan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukran Islam.[18]
                 Berdasarkan panangan diatas, maka pendidikan agama Islam merupakan suatu system pendidikan yang dapat memberikan kemampuan kepada seseorang untuk memimpin kehidupan sesuai dengan cita- citi Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kehidupannya. Pendidikan agama Islam juga merupakan pendidikan ajaran-ajaran agama Islam melalui proses penyentuhan batin berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan nilai-nilai yang perlu dihayati, diketahui, digali, diphami, diyakini kemudian diamalkan sehingga menjadi milik dan jiwa kepribadian hidup sehari-hari.                                                         
 2.  Kerangka berfikir
                 Secara umum keadaan masyarakat adalah sama, yang memebedakan adalah kultur, pendidikan di lingkungan masyarakat tersebut, sehingga hal tersebut diatas yang membedakan masyarakat dalam menjalakan kewajiban beragama, menyebabkan kesadaran beragama didalam masyarakat tersebut berbeda-beda. Tingkat nilai-nilai yang seadanya dan cenderung alami. Masyarakat awam dengan kata lain berarti kurang kenal, kurang tahu, dan hanya tahu sedikit.
                 Tanpa bimbingan, dorongan dan pendidikan tentang ketauhidan, manusia belum tentu sadar akan arti keagamaan. Oleh karenanya, tidak salah apabila penulis ingin menguraikan bagaimana konsep pendidikan agama islam kaitannya dalam kesadaran beragama bagi masyarakat awam.


F. Metode Penelitian
               1. Desain Penelitian
a.       Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan secara kualitatif karena data dihasilakan berupa data deskriptif dalam bentuk pernyataan atau kata-kata tertulis yang berasal dari sumber data yang diamati atau diteliti agar lebih mudah dipahami.[19]
b.      Jenis penelitian
Penelitian in memusatkan pada penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang menggunakan data kualitatif, yakni penelitian yang diajukan pada ucapan-ucapan dan tulisan-tulisan yang ditelusuri dari data sejarah serta buku- buku[20]
              2. Sumber Data
                        Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan yaitu kegitan yang dialakuakan dalam menghipun data-data letaratur.[21] Sumber data adalah subyek dimana data dapat diperoleh. Adapun sumber data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber primer dan sumber data sekunder.
a.       Sumber Data Primer
                  Sumber data primer adalah suber utama yang akan dikaji dalam penelitian skripsi. Yang menjadi sumber data primer diantaranya :
Buku abdul Rahman an-nanlawi.pendidikan Islam dirumah, sekolah dan Masyarakat, penerbit Insani perss,Jakarta 1989; Zuhairini, Filsafat pendidikan Islam, Bumi aksara Jakarta 1995, Yusron Asmuni,Ilmu tauhid, Raja Grafindo persada, Jakarta 1998, Abdul aziz ahyadi, psikologi Agama, sinar baru, Bandung 1986,M.Sugeng sholahudin, Psikologi Perkembangan,STAIN Pers, Pekalongan 2009, Muhammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama,Yogyakarta 1990


b.      Sumber Data sekunder
                  Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung berkaitan
Dengan penelitian tersebut. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalam, Koran, majalah, makalah, karya ilmiah, dan semua buku atau kitab yang berkaitan dan mendukung dalam penuliasan skripsi ini.
           3.  Teknik Pengumpulan Data
                      Berkaitan dengan  jenis penelitian ini, maka untuk memperoleh data-data yang diperlukan digunakan cara studi pustaka yang ditempuh dalam langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Membaca, menelaah sumber-sumber buku atau kitab, baik primer maupun sekunder dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang sifatnya umum dan sedapat mungkin menyeluruh (insight);
b.      Memusatkan perhataian kepada permasalahan yang sedang ditekuni untuk mencari pemecahan problem penelitian yang sudah dirumuskan serta sudah dicarikan datanya;
c.       Menganalisis dan membandingkan untuk selanjutnya dilakukan identifikasi dan pengelompokan serta diklarifikasi sesuai dengan sifatnya masing-masing dalam bentuk bab per bab guna mempermudah analisis data.[22]

4.Teknik analisis data.
           Dalam menganalisis data yang sudah terkumpul menggunakan metode deduksi, yaitu suatu metode berpikir dari yang umum ke yang khusus yang mempunyai maksud cara pengambilan kesimpulan  berangkat dari yang generalisasi masalah yang bersifat umum, kemudian ditarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus.[23]
           Karena data yang diperoleh bersifat kualitatif, maka analisis datanya menggunakan teknik non statistic, yaitu berusaha mendriskripsikan dengan mengiterprestasikan apa yang ada.[24]

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Untuk memudahkan yang pemahaman yang sistematis dengan pembahasannya, maka dalam penulisan skripsi ini penulis membaginya kedalam lima bab, dengan sitematika sebagai berikut.
Bab I yaitu Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian,Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian Dan Sistematika Penuliasan Sekripsi.
Bab II akan dibahas mengenai Konsep Pendidikan Agama Islam, meliputi Pengertian Pendidikan Agama Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam Dan Metode Pendidikan Agama Islam.
Bab III berisi tentang Gambaran Umum Tentang Kesadaran Beragama, meliputi Pengertian Tentang Kesadaran Beragama, Aspek-Aspek Kesadaran Beragama, Kesdaran Beragama Bagi Anak-Anak, Kesadran Beragama Bagi Remaja, Dan Kesadaran Beragama Bagi Orang Tua.
Pada bab IV berisi konsep pendidikan agama islam pada masyarakat awam dalam meningkatkan kesadaran beragama, yang meliputi : Analisi Terhadap Konsep Pendidikan Agama Islam, Analisis Terhadap Kesadaran Beragama Bagi Masyarakat Awam Dan Konsep Pendidikan Agama Islam Pada Masyarakat Awam Dalam Meningkatkan Kesadran Beragama
Bab V Penutup meliputi : Kesimpulan dan Saran.
          
        
             

 





[1] Yusron Asmuni, Ilmu tauhid(Jakarta:lembaga studi ilmu dankemasyarakatan /LSIK,1993),Hal.23
[2] Razak,Dainul Islam,(Bandung:Al Ma’arif). Hal.79
[3] Ibid,hal.78
[4] Zakiah Darajat, Ilmu jiwa Agama,(Jakarta:Bulan Bintang,1993),hal.84
[5] Ibid , hal.46
[6] Abdul mujid dan jusuf Muddzakir, Ilmu pendidikan Islam,(Jakarta:Kencana,2006),H.71
[7] Abdul mujid dan jusuf Muddzakir,op cit,h.72
[8]Departemen pendidikan nasional, kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga,(Jakarta: Balai pustaka ,2003
[9]W.J.S Purwadarminta, kamus besar bahasa Indonesia(Jakarta:Balai pustaka 1995),h.120
[10]Zuharinio,et,al.,Metodologi pendidikan Agama(Solo:Raamadhani,1993),Hlm.10
[11]Pusat pengembangan dan pembinaan bahsa,hlm.564
[12]Departemen pendidikan nasiaonal,kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga,(Jakarta:Balai Pustaka,2003)
[13] W.J.S S Purwadarminta, kamus besar bahasa Indonesia op.cit.hlm.10
[14]Ibid,hlm.847
[15] Ibid,hlm.19
[16]Ismail SM, et al. Paradigma Agama (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2001).,h.139
[17]Ramayulis,Ilmu pendidikan Islam,(Jakarta: Kalam Mulia,2002),h.37
[18]Ahmad D Rimba,Pengantar pendidikan Islam(Bandung:Al Ma’arif,1974),h.23
[19]Komarudin, Kamus Riset,(Bandung:Angkasa, 1987),Hlm.145
[20]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta:Rineka Cipta,1991),Hlm.89
[21]Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,1992),Hlm.78
[22] Suaharsimi arikunto, menejemen penelitian,(Jakarta:Rineka Cipta,2005),hlm.62-64.
[23] Anton Bakker dan Ahmad charis Zubair, metode penelitian filsafat,(Yogyakarta:Kanisisus, 1991),Hlm.44
[24] Lexy J. Moeleong, Metode penelitian Kualitatif,(Bandung:Remaja Rosada Karya, 1998),Hlm.103.


Artikel Terkait:

Read more: http://www.japarus.com/2012/04/cara-membuat-artikel-terkait-related.html#ixzz20BPSouId

0 komentar:

Posting Komentar